Selamat datang di Area-Teknik Sipil. didalam website ini tersedia konten konten yang berhubungan dengan dunia Konstruksi, Teknik sipil dan Arsitek.

Metode Konstruksi Top-Down

 

   Saat ini banyak metode konstruksi yang dikembangkan dengan tujuan memperoleh suatu metode yang lebih efisien pada aspek Biaya, Mutu, dan Waktu (BMW). Salah satu dari metode tersebut ialah Metode Konstruksi Top-Down. Metode Konstruksi Top-Down ini digunakan pada pembangunan gedung gedung bertingkat. pengunaan metode ini dapat meminimalisir aspek waktu pelaksanaan sebuah proyek dibandingkan dengan mengunakaan metode sebelumnya yaitu Bottom-Up. dikarenkan metode Top-down ini memungkinkan dilakukan pembangunan 2 bagian yaitu upper struktur dan bottom struktur sekaligus. Sedangkan metode sebelumnya ,pembangunan suatu bangunan dimulai dari lantai paling bawah yang kedalamannya telah direncanakan. kemudian dilanjutkan kelantai atas berikutnya secara berurutan. Nah untuk lebih jelasnnya mengenai metode konstruksi Top Down anda dapat perhatikan penjelasannya dibawah ini :

1. Pertama. anda perlu membuat Diaphragm wall mengelilingi rencana bangunan yang akan dikerjakan.



2. Kedua, setelah diaphragm wall selesai dibuat. langkah selanjutnya ada proses pengeboran Borepile yang nantinya  akan disisipkan sebuah baja profil king post. Pengeboran dilakukan hingga mencapai kedalaman yang telah direncanakan.



3.Ketiga, Setelah pengecoran borepiled dan diaphragm wall mencapai umur betonnya maka plat lantai pada lantai 1 dapat dikerjakan. yang mana pada tahap ini plat lantai tersebut dihubungkan secara monolit dengan king post yang telah dibuat sebelumnya dan jangan lupa buatlah starter bar yang nantinya akan digunakan sebagai koneksi penecoran kolom antar lantai.


4.Ke-empat, Setelah plat lantai mencapai umur betonya, maka dilakukan penggalian untuk lantai basement berikutnya. Pengalian ini dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran kecil/sedang. pembuangan tanah hasil kerukan dapat dibuang melalui sebuah ramp yang bersifat temporer.


5.Ke-Lima, pada tahap ini kembali lagi seperti tahap ke-3. Urutan ini akan berulang sesuai dengan jumlah lantai yang direncanakan.


6. Ke-Enam. Kegiatan pembangunan pada bagian atas dapat dimulai namun tetap diperhitungkan jumlah lantai yang dapat dibuat menyesuaikan kekuatan yang dapat ditopang sementara. sedangkan pada lantai basement berikutnya dilanjutkan proses pengalian.


7. Ke-Tujuh, pada lantai akhir basement dapat dilakukan pengecoran raft foundation dan dilanjutkan dengan pengecoran kolom king post mejadi kolom beton komposit dengan menghubungkan starter bar yang telah dibuat sebelumnya.


Nah seperti itu kiranya sketsa pembangunan dengan menggunakan metode konstruksi Top-Down. tentunya berdasarkan konsep pembangunannya kita dapat menghemat waktu pelaksanaan jika dibandingkan metode bottom up. demikian artikel ini apabila kesalahan dalam penyajian meteri diatas bisa berikan komentar dibawah artikel ini. semoga bermanfaat - Salam Teknik
Baca Juga
Share:

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. sangat membatu sekali ilmu danpelajaran nya,kunjungi juga UNIMUDA Sorong

    ReplyDelete

Artikel Terbaru