Selamat datang di Area-Teknik Sipil. didalam website ini tersedia konten konten yang berhubungan dengan dunia Konstruksi, Teknik sipil dan Arsitek.

15 Jenis Perkerasan Aspal dan Spesifikasinya

1. Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU)


Merupakan lapisan penutup pada permukaan jalan raya yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi agregat. Lapisan ini biasanya dipakai sebagai lapis penutup ulang pada perkerasan yang ada atau yang direkonstruksi. BURTU menggunakan satu lapisan agregat bergradasi seragam dengan tebal 20 mm.

2. Laburan Aspal 2 Lapis (BURDA)

BURDA merupakan pengembangan dari jenis perkerasan aspal BURTU, dimana lapisan aspal ditaburi agregat dan dikerjakan 2 (dua) kali secara berurutan dengan ketebalan lapisan maks 35 mm.

3. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)

Biasa digunakan sebagai lapis penutup ulang untuk pemakaian jangka pendek pada lapis perkerasan dengan penutup yang ada atau pada bagian perkerasan yang direkonstruksi. LATASIR merupakan campuran pasir bergradasi menerus dengan aspal yang dicampur pada suhu minimum 120º C dan dipadatkan pada suhu minimum 98 – 110º C. Fungsi sebagai lapis penutup, lapis aus serta memberikan permukaan rata dan tidak licin. Bersifat kedap air, kenyal, tidak memiliki nilai struktural, tahan terhadap aus karena beban lalu lintas dan cuaca. Campuran ini merupakan campuran pra campur dengan hotmix yang cocok untuk lalu lintas ringan sampai sedang.

4. Lapis Aspal Beton (LASTON) / Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC)

Campuran beraspal dengan gradasi menerus yang dicampur pada suhu 115º C, dihampar dan dipadatkan pada suhu minimum 110º C. Campuran ini memiliki stabilitas tinggi dan dapat digunakan sampai lalu lintas berat.

5. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)

Campuran ini adalah laston untuk pondasi dan dicampur pada suhu 90 – 120º C dan dipadatkan dalam keadaan panas, Memeiliki fungsi untuk meneruskan beban ke konstruksi di bawahnya tetapi kurang kedap air. Gradasi yang dipakai adalah terbuka dan dipasang diatas lapis pondasi bawah dengan bahan pengikat aspal tanpa bahan pengisi serta untuk mempercepat peningkatan jalan secara keseluruhan, terutama pada konstruksi bertahap.

6. Laston Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)

Campuran ini sama dengan sebelumnya dan dicampur pada suhu minimum 80 – 120º C serta dipadatkan pada suhu minimum 80º C. Sifatnya tidak kedap air dan bergradasi terbuka, serta dipasang pada diatas tanah yang telah stabil.

7. Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) / Hot Rolled Sheet (HRS)

Campuran aspal semen/keras dengan gradasi tidak menerus untuk jalan yang lalulintasnya ringan diletakkan sebagai lapis permukaan diatas dasar yang dipersiapkan dari permukaan perkerasan yang direkonstruksi. Suhu pencampuran tergantung pada aspal sedang pemadatan pada saat suhu minimal 80º C. Tebal padat 2,5 cm – 3 cm dan tidak bernilai struktural




8. Lapisan Penetrasi Makadam (LAPEN)

Lapis permukaan yang tebalnya dari 4 sampai 8 mm, tersusun dari agregat pecah dan bergradasi serta yang bersih dilapisi dengan penetrasi bahan pengikat aspal yang panas. Diletakkan di atas lapis pondasi atas yang padat atau permukaan lapis perkerasan yang ada sebagai penutup akhir. Lapisan aspal digelar dengan cara disemprotkan diatas lapisan pondasi atas dan dipadatkan lapis demi lapis. Campuran ini kurang kedap air, memiliki nilai struktural, cukup kenyal dan kekuatan utamanya adalah interlocking antara agregat pokok dan pengunci untuk lalu lintas ringan sampai dengan sedang.

9. Laburan Aspal (BURAS)

Campuran yang terdiri dari aspal taburan pasir dengan ukuran maksimum 3/8″. Fungsinya sebagai penutup yang menjaga permukaan agar tidak berdebu, kedap air, tidak licin dan mencegah lepasnya butiran halus, Campuran ini tidak memiliki nilai struktural dan digunakan pada jalan yang belum atau sudah beraspal dengan kondisi yang telah stabil, mulai retak atau degradasi, serta dapat digunakan lalu lintas berat. Konstruksinya segregasi.

10. Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)

Jenis ini terdiri dari agregat, asbuton dan bahan peremaja yang dicampur, diaduk, diperam dan dihampar serta dipadatkan dalam keadaan dingin. Fungsinya sebagai lapis permukaan, lapis aus, melindungi lapisan bawahnya dari cuaca dan air, mendukung lalu lintas dan permukaan rata tidak licin. Campuran ini memiliki nilai struktural dan kenyal serta dipakai untuk jalan lama maupun baru dengan kepadatan maksimum 12%, R min 15 m dan lalu lintas sedang. Pada LASBUTAG. konvensional digunakan asbuton lolos saringan 1/2″ dengan waktu peram 3 x 24 jam.

11. Lapis Tipis Asbuton Murni (LATASBUM)

Pengembangan dan asbuton dengan mengekstraksinya untuk mendapatkan aspal murni yang dapat berfungsi seperti aspal minyak dengan campuran bahan peremaja pada suhu kamar. Dengan tebal padat maksimum 1 cm berfungsi sebagai garis penutup yang kedap air, kenyalm cukup awet dan tidak bernilai struktural.

12. Hot Rolled Asphalt (HRA)

Merupakan campuran bergradasi senjang dengan sedikit agregat sedang (2,36 – 10 mm) dan pasir, mineral halus, aspal serta sedikit agregat kasar. Kekuatannya terletak pada jenis gradasinya sehingga mempunyai durabilitas tinggi serta fleksibel.

13. Stone Mastic Asphalt (SMA)

Campuran ini bergradasi kasar seperti aspal porous tetapi rongganya terisi oleh mortar agregat halus / aspal. Karena gradasinya senjang, maka tahan terhadap alur serta berdurabilitas tinggi.




14. Asphalt Treated Base (ATB)

Suatu lapis perata dari agregat yang dimantapkan dengan aspal diberikan untuk memperbaiki dan memperkuat ketidakteraturan permukaan perkerasan setempat dan membentuk ulang permukaan yang ada sampai kemiringan melintang dikehendaki.

15. Aspal Beton Campuran Dingin (Cold Mix Asphalt)

Aspal campuran dingin yang digunakan pada jalan-jalan yang lalulintasnya dari rendah sampai medium meliputi penambalan dan perbaikan-perbaikan kecil, pembetulan terhadap bentuk permukaan, pelebaran tepi dan pelapisan ulang.
Baca Juga
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Artikel Terbaru